Sejarah Lensaku

category : photography


Mendengar sejarah lensa ? hmm.. apa yang terlintas dipikiran anda ? apakah sejarah pembuatannya ? haha.. Bukan, kali ini saya ingin bercerita tentang bagaimana saya membeli lensa atau mendapatkan lensa yang saya punya sampai saat ini. Bukan bermaksud untuk pamer, tapi pasti ada ceritanya masing-masing dalam mendapatkan lensa tersebut.

Bagi Seseorang yang menyukai hobi photography pasti mempunyai lensa yang di dambakannya untuk mencapai hasil foto yang diinginkan, tidak terkecuali saya sendiri. Saya mempunyai banyak lensa yang sangat saya dambakan yaitu lensa fix baik dari lensa 35mm, 50mm dan 85mm, karena yang saya suka dari lensa fix adalah ketajamannya di bukaan lensa yang besar serta bokeh nya yang halus sekali.

Kembali ke topik awal saya akan menceritakan pengalaman pembelian lensa-lensa yang pernah saya beli, dan inilah :

  • Tamron 70-300mm f/4-5.6 Tele-Macro LD Di



Ya, lensa pertama yang saya miliki bukanlah lensa kit melainkan lensa tele. Saat saya membeli lensa ini  bersamaan dengan body kamera yaitu Nikon D3000. Saya membeli ini saat saya ingin memulai belajar fotografi. kok bisa ? ya, memang ayah saya yang menginginkan saya untuk lebih memilih lensa ini karena dirasa cukup untuk dapat mengambil gambar secara jauh, tetapi beliau tidak memikirkan untuk mengambil gambar secara dekat (-.-'') . Sehingga hanya membeli lensa ini dan Body only Nikon D3000.

Kelebihan pada lensa ini adalah harganya yang terjangkau untuk kalangan lensa tele sekitar Rp.1.500.000. selain itu kualitas yang cukup tajam, bisa buat photo macro, DOF yang dihasilkan keren. 


Namun setelah saya sudah memahami banyak tentang fotografi saya baru menyadari bahwa kekurangan pada lensa ini yaitu betapa lamanya untuk mencari titik fokus pada lensa ini. Untuk mengambil sebuah gambar dengan menggunakan range diatas 70mm, sangatlah susah dan lambat sekali mencari fokusnya. Sampai saya dapat bisa menghitungnya sendiri dalam mengambil satu titik gambar saja bisa menghabiskan waktu 5 detik. bayangkan betapa lambatnya dan disertai dengan bunyi motor kamera yang keras. 


  • Nikon 18-55mm f/3.5-5.6G AF-S DX



Karena saya telah banyak menggunakan lensa tele tersebut akhirnya saya merasakan betapa susahnya saat saya harus mengambil gambar dari jarak dekat. Harus mundur-mundur lah, haha.. rasanya tersiksa sekali. Sampai pada akhirnya saya memutuskan untuk menabung dan membeli lensa kit. Dalam tahap membeli lensa ini saya berusaha untuk mencari lensa yang murah dengan mencari lensa sencond atau lensa third party, dan ya alhamdulillah dengan susah payah saya mencoba mencari akhirnya saya dapat di www.kaskus.co.id lensa third party dengan harga  Rp.800.000,- hehe.. murah bukan? selain itu saya membeli yang bukan VR melainkan non VR.

Ya awalnya memang ragu akan kualitas barang ini karena saya membeli via online, tapi syukur alhamdulillah saat barang sudah sampai di rumah barang yang dikasih kerumah bagus tetapi saya berfikir kenapa lensa ini menjadi lensa 18-55 VR, padahal saya membeli lensa yang non VR. Memang range harga antara dua lensa tersebut tidak terlalu jauh dan kualitasnya pun hampir sama, untuk itulah saya membeli non VR karena jauh lebih murah.

Akhirnya saya menghubungi kembali penjual lensa tersebut dan ya ternyata tertukar dengan pembeli lain. Untuk itu saya disuruh untuk mengembalikan lensa tersebut ke pemiliknya. Disitu saya takut karena tidak akan dikirimkan kembali lensa yang saya beli. Tapi, lagi-lagi syukur alhamdulillah lensa datang dengan keaadaan baik, bagus, tajam hasilnya dan saya mendapatkan filter lens UV, karena pembeli merasa tidak enak sudah salah mengirimkan lensa. wah senangnya 800 rb sudah termasuk filter hehe.. 

  • Wide Conversion Lens (Converter)

wide conversion lens (converter) ini juga dilengkapi oleh macro dengan perbandingan 1:1 awalnya saya tidak pernah tau ada lensa seperti ini. Awal saya mengetahui lensa ini dari keinginan saya mempunyai kensa fish eye, hingga teman saya menyarankan saya untuk membeli lensa ini. Kebetulan teman saya tersebut memiliki lensa ini dan dapat di coba di kamera 18-55 saya dan ternyata saya suka, walaupun hanya tampak seperti vignette dan bukan fish eye sebenarnya. Tapi lumayan bisa terlihat lebih lebar seperti lensa wide.


Saya mencoba kembali mencari lensa ini untuk mengetahui berapa harga second di pasar. Namun syukur alhamdulillah teman saya dengan ikhlas memberikan saya lensa ini hehe.. awalnya saya sangat menolak tapi teman saya bilang bahwa lensa yang cocok dengan lensa converter ini akan dijual sehingga lensa ini tidak terpakai lagi. wah lumayan yah : D


  • AF NIKKOR 50mm f/1.8D from Nikon

Ini dia lensa favorit saya, sebelum saya membeli lensa ini saya terlebih dahulu mengganti body kamera saya  kamera saya selengkapnya (disini), setelah saya mengganti kamera saya saya bebas menggunakan lensa ini, karena lensa ini hanya bisa build in motor pada body, jadi untuk kamera D3000, D3100, D5000, D5100 dsb tidak bisa AF tetapi manual.

Awalnya saya menyukai lensa ini karena sering meminjam pada teman saya ketika ada acara hunting bareng, saya mencoba dan banyak sharing dengan teman tentang kelemahan dan kekurangan lensa ini dan ternyata saya sangat suka. Saya sudah sangat berencana ingin membeli lensa ini dan mulai menabung sedikit demi sedikit, namun pada saat saya membaca status teman saya yang ingin pergi ke Pasar Baru, segera saya sapa dia dan meminta tanyakan harga lensa 50mm. Saat itu teman saya bilang “ mau gw beliin sekalian ga? Mumpung gw ke pasbar nih!” wah kebetulan teman saya yang pergi ke pasar baru itu juga pengguna Nikon dan mempunyai lensa 50mm juga.

Tanpa ragu saya mencoba untuk bertanya kepada Ayah saya, memang awalnya saya tidak menaruh harapan besar kepada Ayah saya untuk dapat membelikan lensa ini, bukan karena Ayah saya pelit, namun beliau mengajarkan saya untuk dapat membeli sesuai kemampuan sendiri, tabungan sendiri dan selebihnya ditambahkan dengan uang Ayah saya. Karena saya baru mempunyai tabungan yang sedikit dan saya mencoba bertanya kepada Ayah saya, apakah beliau mau membelikannya dan Alhamdulillah beliau mau tanpa harus bertanya saya punya tabungan berapa. Wah senangnya : D

review hasil 50 mm (disini)

  • Nikon 18-70mm f/3.5-4.5G ED IF AF-S DX Nikkor Zoom Lens


Lensa ini awalnya terfikirkan untuk membeli karena saya ingin mempunyai lensa yang dapat mengambil gambar secara dekat dan jauh. Sampai akhirnya saya bertanya dengan teman lensa apa yang bagus dan saat itulah terfikir untuk membeli lensa ini. Harga kisaran lensa ini mencapai 2 juta an. tetapi saya mencari lensa, seperti biasa yang second atau third party. Sampai akhirnya saya menemukan lensa ini dengan harga 1 juta rupiah saja. Wah tanpa berfikir panjang saya langsung mengajak COD an penjual lensa ini. Dan kebetulan tidak terlalu jauh dari rumah yaitu di 7eleven Binus. 

Saat saya kesana saya sempat bingung mencari sipenjual yang katanya sudah berada disana. saat saya cari orangnya ternyata dia memakai sendal jepit dan membawa kantong kresek berwarna hitam. Saya sempat berfikir dimana dia membawa lensa tersebut, taspun dia tidak bawa. hmm..

Dan ternyata benar saja lensa tersebut di taro dalam kantong kresek tersebut. wah memang harga mencerminkan kualitas. saat saya liat kondisi lensa ini sudah agak pudar cat nya karet yang sudah melar dsb. saya ragu untuk membeli tapi saat mencoba lihat hasilnya wow tetap tajam. tanpa ragu saya segera membelinya hehe... untuk masalah karet saya bisa mengencangkan kembali dirumah, dan masalah cat bagi saya tidak apa yang penting adalah hasilnya. :)




Ini ceritaku bagaimana ceritamu :)



Comments

  1. lucu juga nih..

    ReplyDelete
  2. mari berbagi cerita :)

    ReplyDelete
  3. mbak sukma, tadinya saya seacrh di gugel tentang karet melar di lensa.
    nah setelah baca cerita panjang mbak sukma ternyata lucu juga sejarahnya ya, mirip sama saya :D pertama beli lensa adalah lensa tele.

    nah skrg saya mau tanya mbak, itu mbak sukma sendiri ya yang mengencangkan karet lensa melar?? caranya gmna mbak>?? mohon bantuannya banget :D

    kalo berkenan kirim ke email saya ya mbak, cipto_jarwokatro@yahoo.com

    terima kasih banyak sebelumnya

    ReplyDelete
  4. Wah cerita nya menarik sekali Mbak sukma tentang sejarah lensaku ^_^

    ReplyDelete
  5. sejarah lensanya lucu, beli lensa pertama justru tele/macro dan kitnya belakangan hhehehee..
    terus itu wide converter kan bukan lensa, dan lucu banget punya aksesori itu :))

    terus setiap sejarah melibatkan ayah sukma, how cute, aku bacanya jadi cekikikan sendiri :)

    usul: harusnya tiap lensa ada contoh hasil nya dong sukma :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. wide converter memang bukan lensa sih mas, cuma hanya ingin bercerita saja bagaimana mendapatkan hehe..

      wah iya makasih loh mas sarannya :)

      Delete
  6. Setiap orang memiliki cerita-cerita yang unik soal perjalanan gear fotografinya ya, hehehee.. Btw, kadang sejarah itu yang bikin ada faktor X yang buat gak pengen pindah ke kamera/ lensa lain walaupun udah ketinggalan teknologi hehehe. Keren suk, gw juga suka prinsip bokap lo itu..:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, lo juga punya kan? Pastinya sama menariknya hehe..dan emang bener banget tuh sejarah jadi faktor x itu yang bikin jadi setia sama gear kita. Thank you ya :)

      Delete
  7. cerita ku apa yah ,, cerita donk bu sukma ....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waduuh pak roy.. yang ngalamin kan bapak.. ayo pak ceritakan

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Teknik : membuat soft light pada foto

Trip to Malang